KM. Walet
selatan
Listrik sekarang sudah menjadi kebutuhan Primer bagi
masyarakat, kenapa dikatakan kebutuhan primer karna hampir setiap rumah di
parado sudah jarang memasak menggunakan kayu bakar tetapi telah berganti dengan Reskuker yang wajib dalam proses masak- memasak memakai tenaga listrik.
Sejak 1994 rakyat parado yang masih bergabung dengan Kecamatan Monta pada waktu itu untuk pertama kalinya menikmati terang malam
melalui bola-bola yang dialiri dari listrik, walau peneranganya mulai jam 5
sore sampai dengan jam 7 pagi. Keadaan berlanjut hingga nakhir Tahun 2012
sekaligus tonggak awal penerangan tenaga listrik 24 Jam nonstop. Walau semakin
maju tantangan makin banyak warga masyarakat parado merasa terganggu lantaran
hampir setiap hari listrik padam.
Koordinator Unit pelayanan Kuta Monta kecamatan parado Faisal
yang konfirmasi di runganya pagi (04/1), membeberkan “ kalu pemadaman yang
terjadi hamper setiap hari itu merupakan bentuk konswekwensi dari telah
coneknya seluruh listrik yang ada apalagi kita di Parado terhubung langsung
dengan langgudu, monta, woha dan ketika terjadi gangguan Penyulang (penghubung)
di woha,langgudu atau Monta maka di Parado juga pasti padam. Kami akui selama 2
hari, bebarapa waktu yang lalu pemadaman itu berturut-turut, itupun karna
Insalator Desa lere rusak Dua Unit”.
Pria yang biasa di sapa Aba ofo lebih jauh menyampaikan,
Listrik sensitive terhadap hal-hal seperti Kelelawar, ranting-rangting pohon,
sedikit tersentuh langsung saklek dan padam. Kita bekerja penuh waktu yang
paling susah ketika listrik padam apalagi waktu jam 2 atau 3 dini hari walaupun
hujan tetap kita keluar demi mengecek dimana sumber yang mengakibatkan padanya
listrik, saya berharap masyarakat parado mengerti tentang semua itu dan
bersabar sa’at-sa’at sekarang parado aman, gak tau yang lain. Ungkapnya.
(Opick)