BY KISMAN 2000
KM. Walet Selatan
Logika beribadah dengan landasan Penghargaan/Hadiah dan
hukuman “REWARD AND PHUNISMEN” dalam bentuk pahala yang berorientasi
Surga dan dosa yang orientasinya Neraka adalah
symbol ibadah yang dimotivasi pamrih, akan menjadi lain ketika kita memaknai
bahwa setiap amal ibadah dengan mengharap pahala, apalagi yang diorientasikan
dengan hal yang lebih jauh seperti akan mendapat ganjaran SURGA sebagai hadiah atas amalan
baiknya manusia. Konstruksi berpikir orientet dalam menjalankan ibadah dengan
meletakkan niat untuk mendapat imbalan pahala dan ganjaran Surga adalah bentuk
” KERANCUAN
NALAR DALAM BERIBADAH “, maka tidaklah menjadi heran manusia khususnya
umat islam telah terbentuk dalam dogma tendensius akibat dari dangkalnya
pemahaman terhadap Agama serta pencapaian tujuan beragama. Berhubungan dengan
tuhan saja memiliki tendensi apalagi dengan sesama manusia dan makhluk lainya,
betapa hal tersebut menunjukkan bahwa ajaran islam “ berhitung secara ekonomistic “
yakni tentang untung dan rugi dalam beribadah yang seolah sama dengan managemen
dagang ( niaga ). Karena konstruksi berfikirnya cukup sederhana, jika aku
dengan melakukan apa untuk mendapat apa serta ukurannya berapa, maka tanpa sak
lagi hal tersebut sungguh menjadi motif ibadah yang rapuh dan sumir, sebaliknya
jika tak mendapatkan apa-apa menjadi mustahil untuk dilaksanakan.