BY. KISMAN 2000
KM Walet Selatan
" JIKA KAMU MENANGIS
KARENA SUSAH TAK KELUAR AIR MATA DARAH dan BILA KAMU MENANGIS HARU KARENA SENANG
TAK AKAN KELUAR AIR MATA MUTIARA"
Manusia ADA adalah atas kehendak yang meng-ADA-kan,
di dalam proses kehidupan manusia merupakan hasil uraian dari masalah dan dalam
eksistensi diri manusia ada suatu potensi masalah, maka manusia perlu
mengenali/mengetahui masalah. Predikat manusia sungguh mulya karena Allah telah
mengkomparasikan dengan mahluk lain ciptaannya, manusia dengan dikaruniakan
Akal sebagai sumber potensi yang dimiliki sehingga menjadi pembeda dengan mahluk
ciptaan-Nya yang lain. Pengakuan tersebut telah diproklamirkan Allah dalam
Al-qur’an (Bil ayat) “…… Sesungguhnya manusia adalah sebaik-baiknya ciptaan”
karena telah dikaruniakan akal, namun dengan maha sempurnanya Allah atas
ciptaannya untuk menghindari keangkuhan manusia dalam menggunakan potensi
kelebihannya maka telah disindir dalam dalil lain dinyatakan “……
jika manusia tak pandai menggunakan akalnya, maka lebih rendah dari binatang..!!
“.
Bahwa dengan gambaran tersebut dapatlah diasumsikan,
manusia dalam menjalani kehidupannya dianugerahi MASALAH sebagai bagian
untuk menakar kadar kemampuan potensi akal
dari kelebihan yang diberikan dalam rangka mempertahankan predikat sebagai
makhluk terbaik/utama.
Dalam tulisan ini kerangka pemaknaan MASALAH
sama dengan PROBLEM atau PROBLEM sesungguhnya MASALAH
pula, maka secara sederhana pengertian masalah adalah kondisi/keadaan yang
tidak ideal (DEVIASI) atau kondisi ( Patalogi ) dengan ukuran pemilahan
oleh AKAL
dan ditimbang berdasarkan SUASANA HATI (RASA atau PERASAAN) dari
hasil proyeksi dalam bentuk dirasa, didengar dan dilihat baik dalam penentuan
pendekatan secara Deduktif dan Induktif dalam bermasyarakat.
Dalam menelusuri sifat manusia untuk mengenali sikap
manusia dalam menjalani hidupnya yaitu manusia cenderung “ TAKUT MENGHADAPI SUSAH ” dan “ BAHAGIA
MENGHADAPI KE-SENANG-AN “. Untuk itu dalam rangka menjaga pembiasan
penguaraian ini, maka perlu dilakukan pemetaan adalah “ MASALAH “ atau “ DEVIASI “ yang pada hakekatnya keadaan
tersebut diatas SENANG maupun SUSAH adalah MASALAH juga, jika
dilihat dalam sudut pandang MOTIFNYA dalam perspektif Agama
karena susah dan senang merupakan ujian. Untuk spesifiknya kita fokuskan pada MASALAH dalam perspektif umum, maka
patut diawali dengan mencoba menguraikan dari proses kejadian manusia.
Bahwa manusia terjadi dari suatu pristiwa Kimiawi, Biologis
dan Fisika yakni dengan berawal dari timbulnya hasrat libido yang membutuhkan
penyaluran (BIOLOGI) dari manusia
dewasa (Akil/baliq) antara Laki-laki dan Perempuan ( MENIKAH ) dalam bingkai
rumah tangga, sebagai bentuk refleksi hasrat Allah dalam mewujudkan kehendaknya
“Af
Alullah” ( Bil ayat ) “……. Kul kullu bi Iznillah “ (…. Segala sesuatu terjadi
atas ijin Allah ) dan dalil lain menegaskan “……Tidak bergerak sebiji
jarrahpun tanpa seijin-Nya” maka
tahapan selanjutnya terjadi peristiwa gesekan beruntun antara organ “MAGNET
BATANGAN “ dan “MAGNET LEMPENGAN “ dengan di iringi
DESAHAN
dan RINTIHAN
sebagai bentuk proyeksi “ RASA “ dalam ungkapan perasaan
yang pada puncaknya terjadilah peristiwa melelehnya molekul dan zat (FISIKA) berupa sperma dan ovum menuju
proses persenyawaan (KIMIA) di dalam
suatu tempat yang terlindungi/steril dalam lingkupan (Siirullah) rahasia
Allah.
Proses ini mengawali hal yang akan menjadi “
I’TIBAR AGUNG ” pelajaran besar
untuk dikenali oleh manusia dengan menandakan bahwa dari proses “
JADINYA “ saja terjadi ANTARA
kondisi SUSAH dan SENANG yang diungkapkan dalam bentuk
DESAHAN dan RINTIHAN sebagai ungkapan gambaran perasaan terhadap keadaan yang
dirasakan, maka manusia jika dilihat dalam prosesnya berada pada posisi ANTARA kondisi susah dan senang.
Sehingga otoritas manusia dalam rangka menjalankan hak otonominya yang
dilandasi potensi AKAL sebagai sumber potensi yang dikaruniakan kepadanya
sekaligus untuk pembeda dengan makhluk lain dapat digunakan dalam mengahadapi
hidupnya yakni berlakunya kadar dan Qada’ (ketetapan dan ketentuan) Allah yakni
nasib baik dan buruk manusia atas pilihanya, (Bil ayat )“…..Allah
tidak akan merubah nasib sesuatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang
merubahnya”.
MENGENALI MASALAH HIDUP
Dari uraian awal bahwa manusia memiliki sifat dan
sikap dalam mengahadapi hidup yaitu Takut menghadapi Susah dan bahagia
menghadapi kesenangan, maka dalam rangka untuk mengenali masalah dengan memilah
secara komparatif yakni mengenal SUSAH dengan membandingkan dengan SENANG
atau dengan pengertian lain, bahwa mengenali susah dalam pandangan kacamata
Senang dan sebaliknya mengenali senang dalam pandangan kaca mata susah, maka
:
1.
PENGERTIAN
SENANG DAN SUSAH
SENANG adalah terpenuhinya keinginan atas kebutuhan
dengan kemampuan yang ada sedangkan Sebaliknya SUSAH adalah tidak terpenuhinya keinginan atas kebutuhan
dengan kemampuan yang ada.
Artinya SENANG=ADANYA
KEMAMPUAN bukan tertumpuk(Banyak), dalam ukuran rasa (perasaan) bahagia/suka-cita/manis
sedangkan
SUSAH=TIDAK ADANYA KEMAMPUAN, dalam ukuran rasa (perasaan) sakit/derita/pahit.
2.
MENGENAL
BATAS SUSAH DAN SENANG
Dari uraian tersebut di atas maka perlu ditelusuri
ukuran pembatasan atau garis batas antara SUSAH dengan SENANG dipandang sebagai
sebuah dinamika dan bersifat dinamis, dapat digambarkan kondisi adanya awal pasti
adanya akhir atau adanya posisi bawah pasti adanya posisi atas. Dari pendekatan
logika pengukuran perbatasan antar wilayah SUSAH dengan wilayah
SENANG dapat digunakan logika atas-bawah, jika susah posisi di bawah
bergerak naik, maka pada saat pencapaian titik puncaknya adalah senang dan
begitu juga sebaliknya, karena keduanya ada dalam kondisi berimpit (saling
berbatasan), artinya Batas Senang adalah Susah dan batas Susah adalah Senang.
3.
MENJIWAI
SENANG DAN SUSAH
Dalam menjiwai susah dan senang adalah bentuk refleksi
rasa/perasaan jiwa (suasana hati) dalam bentuk pengungkapan yang diwujudkan
pada kondisi puncak perasaan dengan menggunakan alat ukur simboliknya adalah AIR
MATA. Artinya jika dalam puncak rasa senang atas suatu prestasi yang
diraih misalnya : MENDAPAT JUARA, LULUS UJIAN
atau memenangkan pertandingan dan lainnya, dimana kejadian itu
memberikan gubahan RASA HARU sebagai gambaran keadaan senang yang mendalam, maka
akan ada ungkapan tulus melalui air mata. Begitupun cara ungkapan rasa susah
yang dalam kondisi puncak kesedihan/kesengsaraan sebagai bentuk RASA
SUSAH akibat ketiban bencana/musibah, maka akan ada ungkapan jujur
melalui symbol air mata, sementara identivikasi/pencermatan dan penilaian terhadap
bentuk, sifat dan jenis AIR MATA SUSAH dengan AIR
MATA SENANG tidak memiliki perbedaan, semisal AIR MATA SUSAH tidak
menjadi warnanya keruh, merah karena dipengaruhi darah derita/sakit serta tak
juga sebaliknya, akan tetapi SAMA SAJA. Maka SUSAH dan SENANG
sesungguhnya atau pada hakekatnya SAMA SAJA dan tak patut untuk
diresahkan, keluhkan dan ditakuti, jalani saja nikmati dan jiwai dengan makna MASALAH
tersebut adalah DINAMIKA HIDUP.@Q2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar