By Qisman 2000
KM. Walet Selatan
Negeri Antah Barantah adalah merupakan suatu gambaran kehidupan yang
sedemikian rusak karena dipimpin oleh Pemimpin yang mental/moral merusak.
Kalau mental rusak maka dampaknya pada spectrum sempit, tetapi kalau mental
merusak maka efek domino ynag ditimbulkan dapat merebak pada spectrum yang lebih
luas. (Kartini Kartono) dalam Patalogi Sosial, menggambarkan bahwa kondisi Mentality Anestassy "Jiwa terbius" dimana kesadaran dibawa kendali
jiwa yang sakit. Maka kondisi Negara Indonesia sekarang berada dalam kondisi tersebut, dimana para
pemimpin tengah menghadapi BEBAN KEJIWAAN.
Para pemimpin sibuk Cakar-cakaran saling unjuk kehebatan (Kuat dan Besar),
dengan melakukan konsolidasi dan mobililsasi kekuatan sampai saling
MEMBANGKANG. Karena mereka menganggap diri sebagai PEWARIS SAH NEGERI,
sementara yang lain diluar mereka adalah warga tumpangan saja.
Pandangan tersebut bukan tanpa alasan karena berawal dari Pilpres dan
penetapan hasil hingga pembentukan GERBONG KIH DAN KMP. Mereka sibuk mencari
pengakuan kalau mereka itu adalah SOSOK NEGARAWAN dan yang patut MENJADI
TELADAN.
Sungguh suatu potret yang mengerikan kalau konflik KPK vs POLRI adalah
bentuk pemandangan yang tak senonoh. Lantaran merasa diri hebat sehingga
meniadakan kehebatan yang lainya, maka inilah bentuk pemahaman Ekslusifistic.
Mestinya patut merasa malu diri INSTITUSI POLRI DAN KEJAKSAAN karena hadirnya
KPK adalah refleksi dari kondisi buruk penepan Hukum yang dilakukan sebelumnya
atau dengan kata lain merupakan ANTITESSA keburukan peran Institusi Kejaksaan dan
Kepolisian sebelumnya.
Berbagai hal tersebut membuat semrawutnya negeri, maka bentuk pesan moral
dari anak negeri adalah HATI-HATILAH karena Negara ini milik bersama dan BUKAN
MILIK GOLONGAN, hingga meniscayakan untuk Intropeksi diri sebelum "RAKYAT
MURKA"@@@ Tulisan diambil dari status FB Kisman 2000, (Opick)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentarlah dengan Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar