Senin, 18 Mei 2015

Review. LA BIBANO; Putri Kalepe (Sebuah Novel Hikayat)*

KM. Walet Selatan.
Tidak semua orang Bima tahu bahwa di wilayah Selatan Dana Mbojo terdapat sebuah Karajaan yang bernama Doro Rasa, yang kemudian berubah nama menjadi Kerajaan Kalepe. 

Sisa-sisa kerajaan ini masih terlihat hingga sekarang, seperti Wadu Kopa Bibano, So Sorowua, dan pundan-berundak yang ada diwilayah Parado. Bahkan ada yang memprediksi dan tengah mendalami penelitian secara ilmiah, bahwa Prasasti Wadu Wawi merupakan peninggalan Kerajaan Kalepe sebagai bentuk sesembahan kepada roh nenek moyang mereka. 


Pengetahuan yang diperoleh dari Novel ini menunjukkan bahwa SEJARAH ITU TIDAK TUNGGAL. Otomatis Dana Mbojo tidak hanya didiami oleh Kerajaan Mbojo (Bima) saja, melainkan ada kerajaan lain, mungkin satu, dua, tiga, atau bahkan lebih. 

Hanya saja kerajaan-kerajaan tersebut tidak tercatat dalam buku sejarah. Dan ini tantangan bagi generasi Bima untuk membukukannya sehingga dapat dijadikan referensi dan rujukan sejarah. Novel ini menjawab keingintahuan pembaca semua akan sebuah Kerajaan yang terkenal dengan Puteri Kerajaan yang bernama LA BIBANO. Bidadari kerajaan yang telah membuat Raja Mbojo, RUMA MA TAHO ADE jatuh hati dan berakhir kecewa hingga Sang Raja tidak tahu cara jatuh cinta lagi. 

Masyarakat dari wilayah selatan Bima menyadari dan mengakui bahwa mereka adalah generasi dari Kerajaan Kalepe. Bahkan sebuah kerajaan di Sumba mengenal sejarah kerajaan ini dan Pangeran dari Kerajaan Sumba yang akhirnya menikahi Bibano hingga melahirkan keturunan yang selanjutnya memimpin Kerajaan Kalepe. 

Novel ini Layak dibaca oleh siapapun, terutama generasi yang ingin mengungkapkan eksistensi Kerajaaan Kalepe lebih jauh. Selanjutnya TIM Kalikuma akan mengajak siapapun yang ingin membuktikan kebenaran ini untuk sama-sama melakukan EKSPEDISI KALEPE, tentunya setelah novel ini dibedah. 

Ekspedisi yang akan melibatkan semua elemen terutama TIM Arkeologi ini bermaksud untuk menjelajah, mengidentifikasi, mendata, dan mendokumentasikan sekecil apapun bukti dan informasi yang berkaitan dengan Kerajaan Kalepe. Tentunya roh ekspedisi ini baru terasa menggetarkan jiwa, bila pembaca yang ingin menyempurnakan pertualangan sejarahnya terelebih dahulu “mengunyah” novel ini. Karena kelak pembaca akan dimanjakan oleh suguhan sejarah, hamparan alam Parado, dan gulungan Ombak Pantai Wane yang merupakan lokus KALEPE. 


1 komentar:

  1. Syukurlah masih ada yang peduli. Lanjutkan terus penelusuran sejarahnya dengan berbagai metode.. Sehingga dapat membuka cakrawala generasi muda mbojo.

    BalasHapus

Komentarlah dengan Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar