Jumat, 20 Februari 2015

GOVERMEN PATALOGY



By Qisman 2000
KM. Walet Selatan
Negeri Antah Barantah adalah merupakan suatu gambaran kehidupan yang sedemikian rusak karena dipimpin oleh Pemimpin yang mental/moral merusak.


Kalau mental rusak maka dampaknya pada spectrum sempit, tetapi kalau mental merusak maka efek domino ynag ditimbulkan dapat merebak pada spectrum yang lebih luas. (Kartini Kartono) dalam Patalogi Sosial, menggambarkan bahwa kondisi Mentality Anestassy "Jiwa terbius" dimana kesadaran dibawa kendali jiwa yang sakit. Maka kondisi Negara Indonesia sekarang berada dalam kondisi tersebut, dimana para pemimpin tengah menghadapi BEBAN KEJIWAAN.

Para pemimpin sibuk Cakar-cakaran saling unjuk kehebatan (Kuat dan Besar), dengan melakukan konsolidasi dan mobililsasi kekuatan sampai saling MEMBANGKANG. Karena mereka menganggap diri sebagai PEWARIS SAH NEGERI, sementara yang lain diluar mereka adalah warga tumpangan saja.
Pandangan tersebut bukan tanpa alasan karena berawal dari Pilpres dan penetapan hasil hingga pembentukan GERBONG KIH DAN KMP. Mereka sibuk mencari pengakuan kalau mereka itu adalah SOSOK NEGARAWAN dan yang patut MENJADI TELADAN.

Sungguh suatu potret yang mengerikan kalau konflik KPK vs POLRI adalah bentuk pemandangan yang tak senonoh. Lantaran merasa diri hebat sehingga meniadakan kehebatan yang lainya, maka inilah bentuk pemahaman Ekslusifistic. Mestinya patut merasa malu diri INSTITUSI POLRI DAN KEJAKSAAN karena hadirnya KPK adalah refleksi dari kondisi buruk penepan Hukum yang dilakukan sebelumnya atau dengan kata lain merupakan ANTITESSA keburukan peran Institusi Kejaksaan dan Kepolisian sebelumnya.

Berbagai hal tersebut membuat semrawutnya negeri, maka bentuk pesan moral dari anak negeri adalah HATI-HATILAH karena Negara ini milik bersama dan BUKAN MILIK GOLONGAN, hingga meniscayakan untuk Intropeksi diri sebelum "RAKYAT MURKA"@@@ Tulisan diambil dari status FB Kisman 2000, (Opick)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar